Minggu, 13 Oktober 2019

Materi Kemuhammadiyahan Kelas 4 SD/MI Muhammadiyah


Sejarah Muhammadiyah



Muhammadiyah didirikan di Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/ 18 November 1912 M oleh mMuhammad Darwis, atau yang lebih dikenal dengan nama K.H. Ahmad Dahlan.

Kata Muhammadiyah berasal dari bahasa Arab “Muhammad”, yaitu Nabi dan Rasul terakhir, dan mendapat tambahan “ya”nisbiyah yang artinya pengikut. Sehingga Muhammadiyah artinya pengikut Nabi Muhammad SAW.

Berdirinya Muhammadiyah adalah hasil dari pemahaman dan pemikiran dari mentadabburi Al-Qur’an QS. Ali Imran ayat 104. Selain itu, ada beberapa faktor yang mendorong berdirinya Muhammadiyah, yaitu :
a.       ketidakmurnian amalan Islam, yang masih terpengaruh keyakinan dan budaya dari luar Islam yang tidak berdasar pada Al-Qur’an dan Sunnah.
b.      Semakin gencarnya kristenisasi pada masyarakat.
c.       Pengaruh pemikiran tokoh-tokoh pembaharuan Islam dengan tokoh-tokoh kebangsaan.

Melihat keadaan ummat Islam pada waktu itu dala keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya unuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist.

Pada awalnya dakwah K.H.Ahmad Dahlan ditolak, bahkan mengakibatkan kemarahan seorang kyai penjaga tradisi, kyai penghulu kalamudiningrat, sehingga surau Ahmad Dahlan di robohkan karena dianggap mengajarkan aliran sesat. Ahmad Dahlan juga dituduh sebagai kyai kafir, karena membuka sekolah yang menempatkan muridnya duduk di kursi seperti sekolah modern Belanda.

Namun akhirnya, perjuangan Ahmad Dahlan mendapat sambutan dari keluarga dan teman dekatnya berkat ketekunan dan kesabaran beliau. Profesinya sebagai seorang pedagang sangat mendukung perjuangan dan dakwah yang dilakukannya, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman, Yogyakarta, bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar pulau jawa.

Seiring dengan berkembangnya organisasi Muhammadiyah yang semakin pesat, maka ada beberapa pembaharuan yang dilakukan oleh K.H. Ahmad Dahlan, yaitu :

1.      Pembaharuan Muhammadiyah dalam Bidang Agama
Pembaharuan dalam bidang agama adalah memurnikan dan mengembalikan ajaran Islam sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW, yaitu dalam hal aqidah (keimanan) dan ibadah. Pemurnian bidang aqidah, yaituMuhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid’ah (penambahan atau pengurangan dalam  ibadah) dan khurafat (keyakinan yang tidak masuk akal). Sedang dalam bidang ibadah, Muhammadiyah berjuang menegakkan ibadah seperti yang dituntutkan Rasulullah SAW tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.

Wujud nyata pembaharuan bidang agama yang dilakukan Muhammadiyah diantaranya:
a.       Penentuan dan penyesuaian arah kiblat yang tepat.
b.      Penggunaan penghitungan astronomi dalam menentukan permulaan dan akhir bulan puasa (hisab).
c.    Pengumpulan dan pembagian zakat fitrah dan daging hewan kurban oleh panitia khusus, mewakili masyarakat Islam setempat.
d.    Penyampaian khutbah dalam bahasa daerah, sebagai ganti dari penyampaian khutbah dalam bahasa daerah.
e.     Penyederhanaan upacara dan ibadah dalam upacara kelahiran, khitan, perkawinan dan pemakaman dengan menghilangkan hal-hal yang tidak bersumber dari ajaran Islam.
f.      Penyederhanaan makam, yang semula dihiasi dan dibanguni secara berlebihan.
g.    Menghilangkan kebiasaan berziarah ke makam orang-orang yang dianggap suci (wali).
h.   Penggunaan kerudung untuk wanita, dan pemisahan laki-laki dengan perempuan dalam pertemuan yang bersifat keagamaan.
    
2.      Pembaharuan Muhammadiyah Dalam Bidang Pendidikan



Pendidikan bagi Muhammadiyah mempunyai arti penting, melalui penidikan pemahaman tentang Islam dapat ditanamkan kepada generasi selanjutnya.
K.H.Ahmad Dahlan menggabungkan dua sistem pendidikan, yaitu pesantren dan sekolah modern Barat, dengan menghilangkan kelemahan keduanya. Dengan mengambil unsur-unsurnya yang baik dari sistem pendidikan Barat dan sistem pendidikan tradisional, Muhammadiyah berhasil membangun sistem pendidikan sendiri, seperti sekolah model Barat, tetapi dimasuki pelajaran agama didalamnya, sekolah dengan menyertaan pelajaran umum, bermacam-macam sekolah kejuruan dan lain-lain.

3.      Pembaharuan Muhammadiyah Dalam Bidang Sosial



Dalam bidang sosial dan masyarakat, usaha yang dirintis Muhammadiyah adalah didirikannya rumah sakit, poliklinik, rumah yatim piatu, yang dikelola oleh lembaga-lembaga. Pada tahun 1923 didirikan pertolongan kesengsaraan oemoem (PKO). Badan atau lembaga pendidikan sosial di dalam Muhammadiyah yang ikut menangani masalah-masalah keagamaan yang ada kaitannya dengan bidang sosial.

4.      Pembaharuan Muhammadiyah Dalam Bidang Penerbitan



Dakwah dalam bentuk media cetak/penerbitan telah dilakukan sejak 1915, tiga tahun setelah Muhammadiyah didirikan. Pendirian Majalah Suara Muhammadiyah di prakarsai dan dipimpin oleh K.H.Ahmad Dahlan. Menghadapi tantangan globalisasi dan dampak terhadap umat Islam, Muhammadiyan sebagai gerakan amar ma’ruf nahi munkar senantiasa berinovasi dan mengembangkan model-model dakwah yang lebih luas, yaitu dengan penguasaan teknologi multimedia untuk kepentingan dakwah.

5.      Pembaharuan Muhammadiyah Dalam Bidang Kesehatan



Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah yang mengedepankan sikap tolong menolong mendirikan Pertolongan Kesengsaraan Oemoem (PKO) pada tahun 1923, dengan maksud menyediakan pelayanan kesehatan berupa klinik dan poli klinik bagi kaum dhu’afa. Seiring dengan waktu, nama pko berubah menjadi pku (Pembina Kesejahteraan Umat). Saat ini klinik dan pioliklinik yang didirikan Muhammadiyah telah menjadi rumah sakit PKU Muhammadiyah.


Kamis, 10 Oktober 2019

Materi Al-Islam Kelas 5 SD/MI Muhammadiyah : Akhlak

Adab Berpakaian Seorang Muslim

Islam adalah agama yang sempurna, seluruh tata cara kehidupan diatur didalamnya. Perilaku manusia baik dalam ucapan, perkataan maupun berpenampilan dalam berpakaian telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Fungsi pakaian bagi seorang muslim tidak hanya untuk memperindah penampilan atau agar menarik dipandang, tetapi untuk menutup aurat. Selain itu, pakaian dalam Islam berfungsi sebagai sarana meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt.

Dalil tentang fungsi pakaian sebagai penutup terdapat dalam QS. Al-A’raf/7:26;

يَا بَنِيْٓ اٰدَمَ قَدْ اَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُّوَارِيْ سَوْاٰتِكُمْ وَرِيْشًاۗ وَلِبَاسُ التَّقْوٰى ذٰلِكَ خَيْرٌۗ 
ذٰلِكَ مِنْ اٰيٰتِ اللّٰهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُوْنَ

Artinya : "Wahai anak cucu Adam! Sesuangguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa, itulah lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat" (QS. Al-A’raf : 26).


                              

Aurat adalah bagian tubuh yang harus ditutupi, baik dalam keadaan shalat maupun diluar shalat. Menutup aurat telah diwajibkan ketika seseorang sudah masuk usia baligh. Ada perbedaan antara aurat laki-laki dan perempuan. Aurat laki-laki adalah bagian tubuh antara lutut hingga pusar. Sedangkan aurat perempuan yaitu seluruh tubuh, kecuali telapak tangan dan muka.

Dalil tentang menutup aurat terdapat dalam QS. Al-Ahzab/33:59 ;

يَآأَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن
    جَلاَبِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللهُ غَفُورًا رَّحِيمًا

Artinya :“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Ahzab: 59).

Dalam Islam, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam berpakaian, yaitu:
  1.  Berpakaian harus sesuai dengan ketentuan ajaran Islam.
  2.   Berpakaian dapat menyesuaikan dengan nilai seni, kepatutan, atau, keindahan bagi pemakainya.
  3. Dipertimbangkan dengan aspek kesehatan, karena sebagian fungsi pakaian adalah untuk melindungi kesehatan manusia dari berbagai penyakit dan gangguan kesehatan
Adab-adab berpakaian seorang muslim ada 6, yaitu:
  1.  Membaca basmalah ketika memulai memakai pakaian, karena memakai pakaian memenuhi perintah Allah Swt.
  2.  Memakai pakaian mendahulukan dari bagian anggota badan yang kanan
  3.  Bagi laki-laki, bahan tidak bolet terbuat dari sutra dan emas.
  4. Menutup aurat.
  5.  Menggunakan pakaian yang bersih dan bebas dari najis, karena pakaian tersebut sewaktu-waktu digunakan untuk shalat.
  6.  Ketika melepas pakaian mendahulukan dari anggota badan bagian kiri.


Materi Al-Islam kelas 5 SD/MI Muhammadiyah : Tarikh


Ulul Azmi

Ulul Azmi itu apa sih???

Secara bahasa, Ulul Azmi berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata “ulul” dan “azmi”. Ulul mempunyai arti yang empunya (untuk bentuk jamak), sedangkan kata azmi berasal dari kata azama yang mempunyai arti kemauan yang teguh dan kuat.

Sedangkan secara istilah, ulul azmi adalah suatu gelar atau julukan yang diberikan kepada Nabi dan Rasul Allah yang memiliki keteguhan hati dan ketabahan dalam menghadapi kesulitan serta tekad yang kuat untuk berdakwah.
Alasan Nabi dan Rasul mendapat gelar ulul azmi yaitu :

1.      Sabar
2.      Lapang dada atau kesediaan memberi maaf.
3.      Tekad yang kuat untuk melaksanakan tuntutan Allah Swt.
4.      Tidak tergesa-gesa daam memutuskan sesuatu.

Dalil tentang ulul azmi terdapat dalam QS. Al-Ahqaf ayat 35 yang artinya: “Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati (Ulul Azmi) dari Rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka".

 Lalu, siapa saja sih Nabi dan Rasul yang mendapat gelar Ulul Azmi???


Dari sekian banyak Nabi dan Rasul, yang mendapat gelar Ulul Azmi hanya 5 saja, yaitu: Nabi Nuh as, Nabi Ibrahim as, Nabi Musa as, Nabi Isa as dan Nabi Muhammad SAW. Dari kelima Nabi dan Rasul tersebut biasanya disingkat dengan kata “NIMIM” (Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, Muhammad). Hal ini dimaksudkan agar peserta didik mudah mengingatnya.

Materi Kemuhammadiyahan Kelas 4 SD/MI Muhammadiyah

Sejarah Muhammadiyah Muhammadiyah didirikan di Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/ 18 November 1912 M oleh mMuh...